Kamis, 08 Desember 2011

ASKEP APPENDICITIS


MAKALAH APPENDICITIS








DI SUSUN OLEH :


FEBRIAN NURIZAL










SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MTARAM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
S.1. KEPERAWATAN EKSTENSI
2010
DAFTAR ISI






DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………….i
BAB I                     : Pendahuluan ……………………………………………………………………………………………….1
I. Pengertian …………………………………………………………………………………………..1
                                II. Pato fisiologi………………………………………………………………………………………..1
                                III. Etiologi ……………………………………………………………………………………………….2
                                IV. Anatomi fisiologi ………………………………………………………………………….……2
                                V.Pencegahan …………………………………………………………………………………….…..2
                                VI. Potensi komplikasi …………………………………………………………….……………….2
BAB II                 : Konsep asuhan keperawatan …………………………………………………….…….…….3
I. Pengkajian ……………………………………………………………..…….……………………..3
                                II. Diagnosa keperawatan dan intervensi ………………………………………………..4
                                III. Daftar pustaka……………………………………………………………………………………6
BAB III                   : Asuhan keperawatan ……………………………………………………………………………7
A.      Pengkajian ……………………………………………………………………………………….7
B.      Analisa data………………………………………………………………………………………9
C.      Diagnosa keperawatan………………………………………………………………………9
D.      Intervensi keperawatan…………………………………………………………………….9
E.       Evaluasi……………………………………………………………………………………………10

BAB I
PENDAHULUAN

I.                    PENGERTIAN APPENDICITIS
Apendisitis merupakan peradangan pada apendik periformis.
Apendik periformis merupakan saluran kecil dengan diameter kurang lebih sebesar pensil dengan panjang 2 - 6 inci. Lokasi apendik pada daerah illiaka kanan, di bawah katup iliacecal, tepatnya pada dinding abdomen di bawah titik Mc Burney.

II.                  PATOFISIOLOGIS
Apendik belum diketahui fungsinya, merupakan bagian dari sekum. Peradangan pada apendik dapat terjadi oleh adanya ulserasi dinding mukosa atau obstruksi lumen (biasanya oleh fecolif/faeses yang keras). Penyumbatan pengeluaran sekret mukus mengakibatkan perlengketan, infeksi dan terhambatnya aliran darah. Dari keadaan hipoksia menyebabkan gangren atau dapat terjadi ruptur dalam waktu 24-36 jam. Bila proses ini berlangsung terus-menerus organ disekitar dinding apendik terjadi perlengketan dan akan menjadi abses (kronik). Apabila proses infeksi sangat cepat (akut) dapat menyebabkan peritonitis. Peritonitis merupakan komplikasi yang sangat serius. Infeksi kronis dapat terjadi pada apendik, tetapi hal ini tidak selalu menimbulkan nyeri di daerah abdomen.


Masa / tinja / benda asing


ß


Obstruksi lumen apendiks


ß

Peradangan




sekresi, mukus tidak dapat keluar

Pembengkakan jaringan limpoid



Peregangan apendik


ß



Tekanan intra luminal  ­ 
suplai darah terganggu


ß



Hipoksia


ß


Nyeri

Akut ---- Ulserasi + invasi bakteri

Kronis ---- Nekrose + perporasi




III.           ETIOLOGI
-          Ulserasi pada mukosa
-          Obstruksi pada colon oleh fecalit (faeses yang keras)
-          Pemberian barium
-          Berbagai macam penyakit cacing
-          Tumor
-          Striktur karena fibrosis pada dinding usus

III.                ANATOMIFISIOLOGI
Embriologi appendiks berhubungan dengan caecum, tumbuh dari ujung inferiornya. Tonjolan appendiks pada ender berbentuk kerucut yang menonjol pada apek caecum sepanjang 4,5 cm. Pada orang dewasa panjang appendiks rata-rata 9 – 10 cm, terletak posteromedial caecum kira-kira 3 cm inferior valvula ileosekalis. Posisi appendiks end retrosekal, retroileal,subileal atau dipelvis, memberikan gambaran klinis yang tidak sama. Persarafan para simpatis berasal dari cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesenterika superior dari arteri appendikkularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus torakalis x, karena itu nyeri ender pada appendiks bermula sekitar ender. Perdarahan pada appendiks berasal dari arteri appendikularis yang merupakan artei tanpa kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya enders pada infeksi maka appendiks akan mengalami ender. Appendiks menghasilkan ender 1-2ml perhari yang bersifat basa mengandung ender, erepsin dan musin. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam bumen dan selanjutnya mengalir ke caecum. Hambatan aliran ender di muara appendiks berperan pada patofisiologi appendiks.
IV.    PENCEGAHAN
Pencegahan pada apendisitis yaitu dengan menurunkan resiko obstruksi atau peradangan pada lumen apendik. Pola eliminasi klien harus dikaji, sebab obstruksi oleh fecalit dapat terjadi karena tidak adekuatnya diit serat, diit tinggi serat.
Perawatan dan pengobatan penyakit cacing juga meminimalkan resiko. Pengenalan yang cepat terhadap gejala dan tanda apendiksitis meminimalkan resiko terjadinya gangren, perforasi, dan peritonitis.

V.                  POTENSIAL KOMPLIKASI
-          Perforasi
-          Peritonitis
-          Dehidrasi
-          Sepsis
-          Elektrolit darah tidak seimbang






















BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN APPENDICITIS

I.                    PENGKAJIAN
Riwayat :
Data yang dikumpulkan perawat dari klien dengan kemungkinan appendicitis meliputi : umur, jenis kelamin, riwayat pembedahan dan riwayat medik lainnya, pemberian barium baik lewat mulut/ rectal, riwayat diit terutama makanan berserat.
Pengkajian :
a.       Data Subyektif
Sebelum Operasi :
-          Nyeri daerah pusat menjalar ke daerah perut kanan bawah.
-          Mual, muntah, kembung
-          Tidak nafsu makan, demam
-          Tungkai kanan tidak dapat diluruskan
-          Diare atau konstipasi
Sesudah Operasi :
-          Nyeri daerah operasi
-          Lemas
-          Haus
-          Mual, kembung
-          Pusing
b.      Data Obyektif
Sebelum operasi :
-          Nyeri tekan pada Mc.Burney
-          Spasme otot
-          Takhikardi
-          Pucat, gelisah
-          Bising usus berkurang atau tidak ada
-          Demam 38 – 38,5 žC
Sesudah operasi :
-          Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen
-          Terpasang infus
-          Terdapat drain / pipa lambung
-          Bising usus berkurang
-          Selaput mukosa kering
c.       Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium ;
-          Darah                    : ditemukan leikosit 10.000 – 18.000 mm
-          Urine                     : ditemukan sejumlah kecil leukosit dan eritrosit
Pemeriksaan Radiologi :
BOF tampak distensi sekum pada appendicitis akut.

II.                  DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI            
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan/Kriteria
Intervensi

1.

Nyeri abdomen berhu-bungan dengan obstruksi dan peradangan apen-diks.
Subyektif :
·      Nyeri daerah pusar menjalar ke daerah perut kanan bawah.
·      Tungkai kanan tidak dapat diluruskan.

Obyektif :
·      Nyeri tekan di titik Mc Burney.

Nyeri berkurang.
Kriteria :
Klien mengungkapkan rasa sakit berkurang.
Wajah dan posisi tubuh tampak rileks

·      Kaji tanda vital
·      Kaji keluhan nyeri, tentukan lokasi, jenis dan intensitas nyeri. Ukur dengan skala 1-10.
·      Jelaskan penyebab rasa sakit, cara mengurangi.
·      Beri posisi ½ duduk untuk mengurangi penyebaran in-feksi pada abdomen.
·      Ajarkan tehnik relaksasi.
·      Kompres es pada daerah sakit untuk mengurangi nyeri.
·      Anjurkan klien untuk tidur pada posisi nyaman (miring dengan menekuk lutut kanan).
·      Puasa makan minum apabila akan dilakukan tindakan.
·      Ciptakan lingkungan yang tenang.
·      Laksanakan program medik.
·      Pantau efek terapeutik dan non terapeutik dari pembe-rian analgetik.


2.

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan diare.

Cairan dan elektrolit da-lam keadaan seimbang.
Kriteria :
Turgor kulit baik.
Cairan yang keluar dan masuk seimbang.


·      Observasi tanda vital suhu, nadi, tekanan darah, perna-pasan tiap 4 jam.
·      Observsi cairan yang keluar dan yang masuk.
·      Jauhkan makanan/bau-bauan yang merangsang mual atau muntah.
·      Kolaborasi pemberian infus dan pipa lambung


3.

Kurang pengetahuan tentang prosedur per-siapan dan sesudah operasi.
Subyektif
Klien / keluarga ber-tanya tentang prosedur persiapan dan sesudah operasi
Obyektif
Klien tidak kooperatif terhadap tindakan per-siapan operasi.

Setelah diberikan penje-lasan klien memahami tentang prosedur per-siapan dan sesudah operasi

Kriteria
Klien kooperatif dengan tindakan persiapan operasi maupun sesudah operasi.
Klien mendemonstrasikan latihan yang diberikan.

·      Jelaskan prosedur persiapan operasi.
Þ   pemasangan infus.
Þ  puasa makan & minum sebelumnya 6 - 8 jam.
Þ  cukur daerah operasi.
·      Jelaskan situasi dikamar bedah.
·      Jelaskan aktivitas yang perlu dilakukan setelah operasi.
Þ  Latihan batuk efektif.
Þ  mobilisasi dini secara pasif dan aktif  bertahap.






4.

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan.

Luka insisi sembuh tanpa ada tanda infeksi.

·      Pantau luka pembedahan dari tanda-tanda peradangan: demam, kemerahan, bengkak dan cairan yang keluar, warna jumlah dan karak-teristik.
·      Rawat luka secara steril.
·      Beri makanan berkualitas atau dukungan klien untuk makan. Makanan mencukupi untuk mempercepat proses penyembuhan.
·      Beri antibiotika sesuai program medik.




DAFTAR PUSTAKA :

Carpenito, L.J. (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.

Doengoes, M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.

Rothrock, J.C. (2000), Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif, EGC, Jakarta.

Sjamsuhidajat, R. & Jong, W.D. (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. Revisi, EGC, Jakarta.





















BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PAD Tn.S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS APPENDICITIS ACUT

A.      PENGKAJIAN
1.       Identitas Klien :
Nama            : Tn. S
Umur            : 18 tahun
Agama          : Islam
Pendidikan : SMP
Status           : Belum menikah
2.       Riwayat Kesehatan :
a.       Keluhan utama : Sakit perut didaerah pusat abdomen yang menjalar kea rah bawah.
b.      Observasi dan Pemeriksaan fisik :
1)      Keadaan umum : Sakit sedang
2)      Kesadaran : CM
3)      TTV : TD 110/70 mmHg, RR 20x/mnt, N 100x/mnt, S 37žC
3.       Pemeriksaan
-          Head To Toe :
a)      Kepala          : simetris, tidak ada benjolan.
b)      Mata             : simetris, penglihatan baik.
c)       Teliga            :
d)      Hidung          : reaksi alergi tidak ada, polip tidak ada.
e)      Mulut            :
f)       Leher            :
g)      Dada              : suara nafas vesikuler, jantung BJ I-II mur-mur (-) gallop (-), tidak ada
                          suara jantung tambahan, tidak ada nyeri dada.
h)      Abdomen    : pada palpasi bagian kanan tegang, ada nyeri tekan.

i)        Integumen : tugor kulit baik.
j)        Ekstrimitas atas dan bawah : tidak ada kelainan, waktu pengembalian kapiler kurang dari 3 menit.
-          Pemeriksaan Persistem :
a)      Pernafasan                                 : suara nafas vesikuler
b)      Kardiovasculer          : BJ I-II mur-mur (-), gallop (-), tdk ada suara jantung tambahan,
                                          tdk ada nyeri dada.
c)       Persyarafan                                : klien Composmentis, GCS 4-5-6
d)      Perkemihan – Eliminasi uri :BAK spontan 3-4x/hr, produksi urine ± 1500 cc/24 jam.
e)      Pencernaan – Eliminasi alvi : Makan minum kurang, porsi tidak habis, ada mual dan muntah 3x dirumah, BAB tidak ada sejak 2hr yang lalu. Terdapat nyeri tekan pada titik Mc.Burney.
f)       Tulang – Otot- Integumen : anggota gerak tidak ada kelainan, tugor baik, waktu pengembalian kapiler kurang 3 menit.

4.       Pemeriksaan penunjang :
·         W8 BC           : 12,7 k/ul
·         RBC                                : 4,98 gr/dl
·         Limposit       : 3,3 k/ul
·         PLT                 : 220 k/ul
·         Hb                  : 12 gr/dl
5.       Therapi :
§  Starxon inj. 1 gr / 24 jam
§  Sradyl inj. 1 amp / 8 jam
B.      ANALISA DATA
SYMPTOM
ETIOLOGI
PROBLEM
DS :
Klien mengatakan nyeri perut bagian kanan,
DO :
Klien tampak kesakitan, terdapat nyeri tekan pada titik Mc.Burney
Masa/ tinja/ benda asing
â
Obstruksi lumen usus
â
Peradangan
â
Pembengkakan jar limpoid
â
Peradangan appendik
â
Nyeri
Gangguan rasa nyaman Nyeri.

C.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan obstruksi dan peradangan appendik ditandai dengan klien mengatakan nyeri perut bagian kanan bawah, klien tampak kesakitan, terdapat nyeri tekan pada titik Mc.Burney.






D.      INTERVENSI KEPERAWATAN
TGL
NO DX
TUJUAN & KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL

1
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang/ hilang dengan kriteria hasil :
- klien tampak rileks & bisa beristirahat tanpa sering mengeluh nyeri lagi.
1. Kaji tingkat nyeri klien menggunakan skala nyeri.

2. anjurkan klien istirahat dengan memberikan posisi semifowler.
3. Alihkan perhatian klien dengan mengajak berbicara.
4. beri therapy sesuai dengan program medic : Starxon inj. 1gr/24 jam dan Sradyl inj 1amp/8 jam.
1. Utk mengetahui sejauh mana nyeri yg dialami klien shgga tindakan yg akan dilakukan tepat
2. Utk mengurangi penyebaran infeksi bila appendicitis pecah.
3. Membuat klien tdk terfokus pada nyerinya sehingga dpt rileks.
4. mempercepat proses penyembuhan.

E.       EVALUASI
Hari / Tgl/ jam
No
DX
Evaluasi

1
S :
O :
A :
P :














Tidak ada komentar:

Posting Komentar