Senin, 26 Desember 2011

LP NYERI


laporan pendahuluan nyeri



  1. Pengertian nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Nyeri adalah suatu keadaan individu mengalami dan melaporkan adanya rasa tidak nyaman yang berat atau perasaan tidak menyenangkan. (Diagnosa keperawatan edisi 8 Linda Jual 1998).
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. (Judith M. Wilkinson 2002).
  1. Fisiologi nyeri
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :
a. Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan
b. Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi
Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.
Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongarn organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.
  1. Etiologi Nyeri
Adapun Etiologi Nyeri yaitu:
1.      Stimulasi Kimia (Histamin, bradikirun, prostaglandin, bermacam-macam asam)
2.      Pembengkakan Jaringan
3.      Spasmus Otot
4.      Kehamilan
5.      Inflamasi
6.      Keletihan
7.      Kanker
  1. Manifestasi klinis
1.      Gangguam Tidur
2.      Posisi Menghindari Nyeri
3.      Gerakan Menghindari Nyeri
4.      Pucat
5.      Perubahan Nafsu Makan
  1. Komplikasi
1.      Edema Pulmonal
2.      Kejang
3.      Masalah Mobilisasi
4.      Hipertensi
5.      Hipovolemik
6.      Hipertermia
  1. Fokus Pengkajian
1.      Riwayat Keperawatan
a.    Keluhan Utama : Pasien mengatakan Nyeri
b.   Riwayat Kesehatan sekarang : Mulai kapan dimulai nyeri (Akut/kronis) Pola Nyeri, Skala Nyeri
Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :
Skala nyeri menurut bourbanis
c.    Riwayat Penyakit Dahulu melalui kemungkinan pernah nyeri, atau pengalaman nyeri dimasa lalu, penyakit penyebab Nyeri
d.   Riwayat Penyakit keluarga : meliputi penyakit menular atau menahun yang mengakibatkan Nyeri.
  1. Hal Pemenuhan KDM Menurut
a.       Pola Oksigenasi : Keluhan sesak (nyeri), pola nafas ,bersihan jalan nafas.
b.                                                               Pola Nutrisi           : Asupan Nutrisi, pola makanan,kecukupan gizi, pantangan makanan.
c.                                                               Pola Eliminasi       : Pola BAB dan BAK, konsistensi fases, warna urin, volume out put, frekuensi BAB dan BAK sebagai identifikasi nyeri.
d.                                                              Pola Aktivitas       : meliputi gerakan (mobilitas) pasien, aktivitas/ pekerjaan pasien yang dapat menimbulkan nyeri/ mengurangi nyeri.
e.                                                               Pola Istirahat         : Meliputi Kebiasaan tidur/ istirahat pasien, kebiasaan dalam istirahat.
f.                                                                Pola Berpakaian    : Meliputi  baju yang sesuai berpakaian dan melepas pakaian.
g.                                                               Pola Mempertahankan temperatur tubuh dan lingkungan            : meliputi suhu tubuh, akral (dingin / hangat) warna (kaji adanya sianosis, kemerahan)
h.                                                               Pola Personal Hygiene
Meliputi : kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dari penampilan yang baik serta melindungi kulit, kebiasaan mandi, gosok gigi dll untuk menjaga kebersihan.
i.        Pola menghindari bahaya lingkungan dan rasa Nyaman.
j.        Pola komunikasi         : bagaimana berinteraksi dengan orang lain
k.      Pola beribadah          
l.        Pola bekerja                : Meliputi waktu bekerja
m.    Pola Bermain
n.      Pola Belajar
  1. Pemeriksaan Umum
a.       Keadaan Umum
b.      Kesadaran
c.       TD
d.      N
e.       S
f.       RR
g.      Skala Nyeri : meliputi P,Q,R,S,T
  1. Pemeriksaan Fisik
1.      Kepala       : bentuk mesochepal/ tidak, rambut lurus beruban, rambut agak kotor, tidak ada lesi.
2.      Mata          : Bentuk simetris/tidak, konjungtiva tidak anemis, tidak /ada nyeri tekan pada kelopak mata, warna bola mata hitam. Reflek berkedip kurang, penglihatan agak berkurang.
3.      Hidung      : Bentuk simetris/tidak, tidak/ ada polip, tidak /ada nyeri tekan, tidak/ ada sekret.
4.      Telinga      : Bentuk, tidak/ ada sirumen berlebih, tidak\menggunakan menggunakan alat bantu pernafasan, tidak ada infeksi, selama sakit belum pernah dibersihkan.
5.      Mulut        : Bibir kering/tidak, gigi agak kotor/ bersih, dan terdapat karies tidak/ada nyeri tekan pada langit-langit mulut, tidak/ada pendarahan gusi.
6.      Leher         : Tidak/ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku leher/ tidak, tidak/ada pembesaran venajugularis.
7.      Dada         : Bentuk, terdengar bunyi wheezing/tidak, tidak/ada nyeri tekan, bunyi jantung normal terdapat kontraksi inspirasi.
8.      Abdomen  : Tidak/ada lesi, suara bising usus lemah/ kuat, tidak/ada nyeri tekan,tympani
9.      Inguinal     : Terpasang kateter/ tidak, tidak/bisa kencing
10.  Integumen : Warna kulit , jumlah rambut banyak/ sedikit, lembab atau tidaknya, tidak ada lesi/ tidak
11.  Extermitas
Akral dingin, edema -/- atau tidak, kekuatan 2/2, gerak yang tidak disadari -/-, atropi
-/-. Perifer tampak pucat.
Tulang belakang.(ada/tidaknya)
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.(tidak/ adanya)
12.  Genetalia : bentuk apa, tidak/ ada lesi, kulit skrotum kemerahan atau tidak,, tidaka/ada nyeri tekan, tidak/ada benjolan.
10.  Pengkajian Nyeri
a.    Meliputi : titik nyeri berasal :
1)      Pada bagian nyeri mulai terasa
2)      Kapan Rasa Nyeri Terasa
3)      Apa yang dikerjakan pada saat nyeri mulai terasa
4)      Apakah rasa nyeri mulai menyebar
b.              Faktor- factor yang mempengaruhi
a.       Apa yang dapat membuatnya lebih baik
b.      Apa yang membuatnya semakin terasa nyeri
c.       Obat-obatan penghilang
c.              Intensitas Nyeri
d.             Sifat Nyeri
        Gambaran rasa nyeri   : tidak nyaman, rasa terbakar, tegang, patah, kram.
11.  Pengkajian Fisik
·         Kaji tanda-tanda Vital (TTV)
ü  Nadi   : Karotid, apical, Radial, Femoral, Poppitea, Tibialispost,Dorsalis pedis.
ü  RR      : Kecepatan Peningkatan nafas, kedalaman, keteraturan, mulut dan hidung (nafas, cuping, hidung)
ü  Suhu
ü  Tekanan
12.  Fokus Intervensi
Intervensi Preoritas NIC
a. Penatalaksanaan Nyeri : Meringankan dan mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.
b.      Pemberian Analgetik : penggunaan agen-agen farmakologi untuk mengurangi dan menghilanngkan nyeri.
13.  Diagnosa Keperawatan
-          Nyeri berhubungan dengan iskemik miocard
14.  Intervensi
1.    Mandiri
ü  Ukur Tanda-tanda vital
Rasional : tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
ü  Kaji saat timbulnya nyeri dan intensitas nyeri
Rasional : untuk mengetahui pola nyeri dan penanganan yang tepat.
ü  Kaji pola Istirahat pasien
Rasional : Untuk mengurangi nyeri
ü  Berikut relaksasi / distraksi
Rasional : Pemberian distraksi relaksasi dapat mengurangi nyeri.
2.    Kolaborasi
Pemberian Analgetik
Rasional : Analgetik digunakan untuk mengurangi nyeri yaitu dengan menghambat Sintesis prostaglandin
3.    Pankes
ü  Anjurkan Pasien untuk berfikir positif dan tenang untuk mengurangi nyeri.
ü  Beri penjelasan mengenai penanganan nyeri kepada klien dan keluarga























DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Hidayat ,A. Aziz Alimun.2005.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta
Mubarak, Wahit chayatin, N.  2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC.
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3. Salemba:Medika.
Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran 



PEMBIMBING/ CI                                                    MAHASISWA

Minggu, 11 Desember 2011

PENYEBAB PENYAKIT TYPUS


Hati -hati Serangan Penyakit Typus








ilustrasi
Typus merupakan penyakit yang disebabkan oleh  bakteri Salmonella,  dimana bakteri Salmonella ini terbagi dua yakni salmonella typhi dan salmonella paratyphi. Namun sekitar 96 persen penyakit typus disebabkan oleh bakteri salmonella typhi.

Dimana bakteri ini menyerang saluran pencernaan tubuh manusia yang dihinggapinya. Sehingga menimbulkan rasa demam tinggi, biasanya demam untuk penyakit typus terjadi sekitar tujuh hingga empat belas hari.

Gejala lainya yang terasa bagi penderita adalah ada gangguan pencernaan seperti sulit buang air besar, mual, muntah, nyeri otot, lemas dan terjadi penurunan kesadaran. Sebagian penderita mengigau disaat tidur.

Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah dengan memberikan obat penurun demam. Jika dalam waktu sekitar tujuh hari demam tersebut tidak kunjung sembuh segera berobat ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter adalah dengan memeriksa suhu badan pasien yang meningkat. Jika disertai dengan pembesaran limpa harus dulakukan tes widal atau tubeks untuk mengtahui  diangnosis typus.

Tindakan yang harus dilakukan oleh penderita typus adalah dengan memperbanyak istirahat walaupun kodisi tubuh pasien tersebut sudah mulai baik. Istirahat ini sebaiknya dilakukan minimal tujuh hari setelah dilakukan pengobatan.

Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit typus adalah imunitas tubuh yang kurang bagus dan terpaparnya makanan oleh bakteri salmonella. Bakteri tersebut masuk lewat mulut lewat makanan, lalu kemudian menyerangan saluran cerna. Dimana sumber awal bakteri tersesebut adalah kotoran manusia.

Para penderita penyakit typus, kebanyakan dari golongan yang tidak bisa menjaga kebersihan lingkungannya, terutama makanan. Jika makanan yang dimakan bersih, maka bakteri Salmonella tidak akan mudah datang ke makanan tersebut.

Untuk itu  agar tidak terjangkit penyakit typus lakukan tindakan kebersihan lingkungan dan menjaga hygienitas makanan. Selain itu setiap kali akan mengkosumsi makanan sebaiknya mencuci bersih tangan terlebih dahulu.

Sementara untuk anak-anak sekarang sudah ada vaksin imunisasi untuk mencegah penyakit typus,  vaksin ini biasanya diberikan pada anak-anak yang berusia dua tahun. Selain itu untuk menjaga imunitas tubuh, penuhi kebutuhan nutrisi tubuh. (zid)



Sabtu, 10 Desember 2011

BIODATA PEMILIK





BIODATA GW



  1. NAMA LENGKAP           : AHMAD FEBRIAN NURIZAL
  2. NAMA PANGGILAN      : FEBRIAN/RIZAL
  3. TTL                                    : REMBIGE,1 FEBRUARI 1990
  4. WARGA NEGARA          : INDONESIA
  5. ALAMAT                          : REMBIGE,MATARAM
  6. HOBBY                             : SEPAK BOLA,MEMBACA
  7. TELEPON/HP                   : O8191600303
  8. MOTTO HIDUP               : BE YOUR SELF ADALAH YG TERBAIK



AC MILAN






           SEJARAH




Kantor pusat pertama didirikan di 'Fiaschetteria Toscana' di Via Berchet di Milan, pada 1899. Sejak saat itu sejarah Milan yang sarat kejayaan terlahir karena klub itu terus mencatatkan namanya dalam buku rekor sepakbola sebagai salah satu tim yang paling terkenal dan paling sukses di dunia terutama dalam 15 tahun terakhir.
Sejarah Rossoneri bertaburan dengan nama-nama legendaris yang memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan klub, apakah itu para presiden, pelatih atau pemain. Presiden pertama adalah seorang expatriate asal Inggris, Alfred Edwards, yang menyaksikan klub itu meraih gelar pertamanya – hanya dua bulan setalh didirikan. Presiden dengan kesuksesan terbanyak adalah Silvio Berlusconi yng telah membawa Milan ke puncak dunia sejak berkuasa pada 1986.
Sebuah tim besar membutuhhkan seorang pelatih besar pula dan Milan jelas pernah ditangani oleh sejumlah bakat besar. Sosok-sosok seperti Gipo Viani, Nereo Rocco dan Nils Liedholm adalah para jagoan di era awal dan mereka diikuti oleh Arrigo Sacchi dan Fabio Capello yang membawa taktik dan strategi tim ke level baru yang banyak disebut-sebut sebagai pendekatan modern terhadap sepakbola. Seiring dengan itu, masing-masing dari mereka juga memastikan timnya memainkan sepakbola spektakuler.
Kejayaan di era Berlusconi diawali oleh Sacchi dan diikuti oleh Capello yang memenangi banyak trofi. Sacchi memenangi Piala Eropa secara beruntun bersama sebuah tim yang dianggap sebagai salah satu tim terhebat sepanjang sejarah, juga merebut gelar Serie A title, dua Piala Interkontinental dan Piala Super Eropa. Capello meneruskan itu dengan empat gelar liga, satu Piala Eropa dan satu Piala Super Eropa. Alberto Zaccheroni mempertahankan tradisi hebat itu dengan membawa timnya merebut gelar liga di tahun pertamanya sebelum Fatih Terim mengambil alilh untuk waktu yang singkat dan kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada Carlo Ancelotti yang kepiawaian manajemennya telah membawa Milan kembali ke puncak di Italia dan Eropa.

1899/1929

Pada 16 Desember 1899 Klub Sepakbola dan Kriket Milan secara resmi didirikan, tapi kali pertama nama Milan muncul di muka umum adalah pada hari Senin, 18 Desember dalam sebuah artikel di harian Gazzetta dello Sport newspaper. Kantor pusat pertama awalnya ada di Fiaschetteria Toscana di Via Berchet di Milan dan Presiden Alfred Ormonde Edwards mendaftarkan tim ini ke Federasi Sepakbola Italia pada Januari.
Tim ini hanya memainkan satu pertandingan dalam musim pertamanya, melawan Torino, dan meski kalah, Milan mengangkat trofi pertamany, 'Medali Raja’, yang diberikan oleh Raja Umberto I.
Pada 1900/01, Milan memenangi gelar nasional pertamanya dan Medali Raja yang kedua, dan mereka kembali memenanginya di musim berikutnya. Selama bertahun-tahun tim Kiplin meraih sukses besar dan Milan menjadi tim paling populer di wilayah Lombardy, memenangi 'Palla Dapples' yang bergengsi selama tiga musim beruntun (1904/05 - 1905/06 - 1906/07).
Pemain top saat itu adalah Louis Van Hege, seorang pencetak gol hebat dengan rata-rata luar biasa 1,1 gol per laga. Pada musim 1914/15, kejuaraan dihentikan sebelum akhir tahun lantaran pecahnya Perang Dunia I, dan baru dimulai kembali pada 1919. Setelah beberpa perubahan dalam struktur pengurus, Pietro Pirellidiangkat sebagai Presiden baru. Ia menduduki jabatan itu selama hampir 20 tahun, dan di eranya Stadion San Siro Stadium diresmikan.

1929/1949

Era 1920-an adalah periode konsolidasi buat Rossoneri di mana tim ini tak membuat gebrakan besar di lapangan.
Klub ini mengubah namanya dari Milan F.C. menjadi Milan Associazione Sportiva, dan menyusul sejumlah perubahan di level atas kepengurusan,Umberto Trabattoni menjadi presiden pada 1940. Itu adalah posisi yang didudukinya hingga 1954. Tim ini melewati periode naik dan turun, tapi biasanya mengakhir musim di papan tengah dan jarang finis di posisi empat teratas.
Perang Dunia II membuat sepakbola terhenti hingga musim 1946-47 ketika kejuaraan kembali digelar di mana setiap tim hanya sekali saling berhadapan. Milan berhasil finis di posisi keempat di bawah raksasa Torino, Juventus dan Modena. Dalam dua musim berikutnya ada sesuatu seperti momen kelahiran kembali di mana tim ini finis di tempat kedua dan ketiga, dengan Torino sebagai juara dalam kedua kesempatan itu.

1949/1955

Kehadiran Gunnar Nordhal menandai awal era baru buat tim Rossoneri yang sudah terlalu lama dianggap sebagai pelengkap dalam urusan gelar liga. Selain Nordhal, yang menjadi top skorer liga dengan 35 gol di musim 1949/50, dua pemain Swedia lainnya bergabung ke tim: Nils Liedholm dan Gunnar Gren. Ketiganya, bersama dengan kiper Lorenzo Buffon, merupakan penambahan kekuatan yang dibutuhkan tim ini.
Milan memenangi gelar keempat di musim 1950/51 dan melengkapi tahun bersejarah itu dengan merebut Piala Latin.
Sukses terus berdatangan dan Nordahl merupakan top skorer liga untuk tiga musim beruntun, 1952/53, 1953/54 dan 1954/55. Dalam musim terakhirnya, sang kapten mengantar Rossoneri meraih gelar liga satu lagi.
Pada 1954, Juan Alberto Schiaffino, yang dijuluki "Pepe", dibeli dari Penarol dan menjadi salah satu pemain top dalam tim ini selama beberapa tahun ke depan.

1955/1960

Musim 1955/56 menjadi saksi keikutsertaan Milan dalam edisi pertama Piala Champions di mana mereka kalah dari tim yang kemudian jadi juara, Real Madrid, di semifinal, tapi mereka berhasil merebut Piala Latin untuk kali kedua saat mereka menang 3-1 atas Athletic Bilbao di final.
Dengan kehadiran pelatih baru Gipo Viani yang menangani tim ini, Milan memenangi gelar liga di musim 1956/57, tapi kejutan sesungguhnya musim itu adalah striker Gastone Bean, yang mencetak 17 gol. Setahun kemudian, tim itu menjadi lebih kompetitif ketika Jose Altafini bergabung dalam tim: pemain Brasil itu merebut hati para fans dengan skill dan keceppatannya bersama-sama kapten "tua" LiedholmCesare Maldini dan "Pepe" Schiaffino, playmaker tak terlupakan di lini tengah, Milan memenangi gelar di akhir persaingan seru dengan Fiorentina.
Schiaffino, salah satu dari beberapa pemain yang pantas mendapat gelar juara sejati, memainkan musim terakhirnya di tim Milan yang gagal bersinar dalam kejuaraan, tapi setidaknya Rossoneri berhasil mengatasi rival sekota, Inter, 5-3 dalam derby musim semi, di mana Altafini mencetak 4 gol.

1960/1970

Jika tahun-tahun sebelumnya ditandai oleh para pemain asing (Gre-No-Li, Schiaffino-Altafini) menjadi andalan, antara 1960 dan 1970, para pemain Italia tak hanya mengambil alih posisi sebagai aktor utama dalam sejarah klub ini, tapi juga menonjol di pentas dunia dan mengukir nama di level internasional. Dari tim Olimpiade 1960 Roma datang pemain-pemain seperti Trapattoni, Trebbi, Alfieri dan Noletti bersama dengan seorang anak muda bernama Gianni Rivera yang memainkan laga pertamanya untuk klub ini saat usianya baru 17, melawan Alessandria, bekas timnya, dalam sebuah kemenangan 5-3 buat Milan. Musim itu Rossoneri berada dalam pacuan gelar hingga akhir, tapi dua kekalahan dalam dua laga terakhir, lawan Bari dan Fiorentina, membuat mereka hanya menjadi runner-up.
Saat Nils Liedholm pergi, 'Paròn' Nereo Rocco datang sebagai pelatih baru untuk memunculkan sebuah era baru, ditandai dengan sukses di dalam dan luar negeri. Trofi pertama adalah gelar liga di musim the 1961-62, tapi sukses yang paling menyenangkan dan tak terlupakan adalah merebut Piala Eropa untuk kali pertama. Dalam final melawan Benfica, dimainkan di Satdion Wembley pada 22 Mei 1963, merupakan laga yang seru: Milan menganggkat piala setelah mengalahkan tim Portugal itu 2-1 (Altafini menyumbang 2 gol buat Milan dan Eusebio mencetak gol buat Benfica). Foto kapten Cesare Maldini mengangkat piala bersama Nereo Rocco masih terbayang dalam memori semua suporter Rossoneri.
Milan gagal mengulang sukses itu di Piala Interkontinental Cup, di mana Milan kalah 0-1 dari Santos dalam laga penentuan di Stadion Maracana. Di akhir musim, presiden Andrea Rizzoli meninggalkan klub setelah sembilan tahunbergelimang sukses besar termasuk empat gelar liga, satu Piala Latin dan Piala Eropa yang bergengsi. Ia dikenang tak hanya atas prestasi olahraganya, tapi juga karena membangun pusat latihan centre of Milanello yang kemudian menjadi aset penting selama bertahun-tahun.
Setelah beberapa musim yang mengecewakan di mana tim ini bermain jauh di bawah potensi mereka, Milan kembali ke puncak klasemen di musim 1967-68, memenangi gelar liga kesembilan dan prestise klub makin melambung dengan sukses di Piala Winners Eropa, yang pertama dalam sejarah Milan. Menjadi juara liga membawa Milan kembali ke Piala Eropa di musim berikutnya dan pasangan Rivera-Prati bergaya di final di Stadion Bernabeu di mana mereka mengalahkan tim Belanda, Ajax, yang diperkuat Johan Cruijff muda, 4-1. Kiper Milan, Fabio Cudicini, mendapat julukan 'Laba Laba Hitam’ menyusul aksinya mencegah Manchester United mencetak gol di semifinal. Milan juga akhirnya menjadi Juara Dunia setelah menang 3-0 di San Siro yang diikuti dengan kekalahan 2-0 di Stadion Bombonera di Buenos Aires melawan Estudiantes. Kelas dan gaya Gianni Rivera membuat playmaker itu meraih Bola Emas sebagai Pemain Terbaik Eropa 1969, dan mendapat tribut indah ini: 'dalam dunia sepakbola yang gersang, Rivera satu-satunya yang memliki rasa puitis.'

1970/1985

Salah satu periode paling gelap dalam sejarah Milan di mana klub ini tak bisa banyak berpesta. Satu-satunya titik terang datang saat tim ini dianugerahi kehormatan untuk memakai 'Bintang' di kostum mereka setelah memenangigelar liga ke-10, pada 1979. Tim ini juga tiga kali merebut Piala Italia serta satu Piala Winners Eropa.
Juara Italia ini dilatih oleh Nils Liedholm, yang memberikan debut kepada seorang pemain muda yang kemudian bakal menjadi kapten dan salah satu bek terbaik di dunia: Franco Baresi. Franco yang hebat ini bermain dalam laga kompetitif pertamanya buat Milan pada 23 April 1978 dalam kemenangan 2-1 atas Verona.
Tahun-tahun ini juga diwarnai datang dan perginya banyak pelatih dan pengunduran diri gelandang legendaris Gianni Rivera yang diangkat menjadi wakil presiden klub.
Delapan tahun pertama dari 1980-an menjadi saksi turunnya standar yang sebelumnya sangat tinggi di mana tim ini bermain selama dua musim di Serie B. Meski begitu, tak semuanya merupkan kabar buruk karena Paolo Maldini naik ke pentas sepakbola saat ia membuat debutnya pada 20 Januari 1985 dalam sebuah hasil imbang 1-1 lawan Udinese. Paolo, tentu saja, kemudian mengikutin jejak Baresi dan menjadi kapten tim ini meraih sukses di dalam dan luar negeri.

1985/2007

Setelah meraih sukses di musim-musim sebelumnya, Nils Liedholm diangkat kembali menjadi pelatih. Meski begitu, hasil-hasil yang diraih tak meningkat baik di liga atau di kompetisi piala. Klub ini sudah sampai pada masa di mana dibutuhkan perombakan besar-besaran dan pada 24 Maret 1986, Silvio Berlusconi diangkat sebagai presiden Milan ke-21.
Presiden baru ini memutuskan untuk secara radikal memperkuat tim dan mengambil keputusan untuk turun ke pasar transfer. Pada musim 1986/78, para pemain seperti Roberto Donadoni, Dario Bonetti, Giuseppe Galderisi, Daniele Massaro dan Giovanni Galli direkrut untk digabungkan dengan bintang InggrisMark Hateley dan Ray Wilkins. Butuh waktu bagi para pemain baru ini untuk beradaptasi, tapi Milan berhasil lolos ke Piala UEFA berkat kemenangan atas Sampdoria dalam play-off di mana Massaro mencetak satu-satunya gol dalam laga itu di perpanjangan waktu.
Musim 1978/89 adalah saat kehadiran Arrigo Sacchi. Pelatih baru ini merupakan tokoh zonal marking, total football, beserta tekanan dan kecepatan terhadap lawan saat mereka menguasai bola. Bersama dengan kehadiran bintang-bintang Belanda Marco Van Basten dan Ruud Gullit, tim ini kemudian memasuki era baru dan mengasyikkan yang kemudian mengubah sepakbola tak hanya di Italia, tapi juga di dunia. Pemain tim yunior Alessandro Costacurta juga dipromosikan ke tim inti dan Milan berhasil mengubah musim itu menjadi salah satu momen luar biasa. Terlepas dari sanksi di luar lapangan, termasuk dinyatakan kalah 0-2 dari Roma berdasarkan keputusan pengadilan olahraga, tim ini berjuang bangkit dan bersaing dengan Napolinya Diego Maradona di puncak klasemen. Sebuah kemenangan 3-2 atas Napoli di stadion San Paolo pada 18 Mei 1988memberikan Milan gelar liga ke-11 dan yang pertama di era Berlusconi.
Duet Belanda Gullit dan Van Basten diikuti rekan senegaranya, Frank Rijkaard, untuk membentuk satu trio baru dari satu negara yang sama mirip dengan Gunnar Nordhal, Nils Liedholm dan Gunnar Gren - 'Gre-No-Li' – di tahun 1950-an. Dari situ sukses demi sukses diraih. Di musim 1988/89, Milan menguasai Eropa, merebut Piala Champions setelah menekuk Vitocha, Red Star Belgrade, Werder Bremen dan kemudian Real Madrid di semifinal untuk mencapai final lawan Steaua Bucarest. Lebih dari 100.000 penonton memadati stadion Nou Camp di Barcelona untuk menyaksikan Milan menang telak 4-0. Di bawah asuhan Sacchi, tim ini memenangi satu gelar liga, dua Piala Champions, dua Piala Interkontinental, dua Piala Super Eropa dan satu Piala Italia.
Mantan gelandang Milan Fabio Capello menggantikan Sacchi di awal musimmusim 1992/93 tapi tim ini terus mendominasi di dalam dan luar negeri, memenangi empat gelar liga (tiga secara beruntun), tiga Piala Super Italia, satu Piala Champions (dimenangi dengan kemenangan tak terlupakan di final lawan tim favorit Barcelona) dan satu Piala Super Eropa.
Periode antara 1986 dan 1996 tak diragukan lagi merupakan periode paling subur, tak hanya berdasarkan jumlah trofi yang dimenangi, tapi juga dari segi penampilan bermutu tinggi dan permainan mengasyikkan. "Yang Abadi " dan "Yang Tak Terkalahkan ", julukan mereka, membawa sepakbola ke level baru, tapi di akhir 90-an tak sepositif awal dekade itu. Klub ini berganti-ganti pelatih (Tabarez, kemudian Sacchi dan Capello lagi) tapi dengan kehadiran Alberto Zaccheroni pada 1999, Milan memenangi gelar liga yang ke-16 di musim yang bersamaan dengan perayaan hari jadi klub yang seabad.
The period between 1986 and 1996 was without a doubt the most prolific period, not only in terms of the number of trophies won, but in the excellent performances and exciting style of play. "The Immortals" and "The Invincibles", as they were known, took the game to new heights but the late '90s were not as positive as the beginning of the decade had been. The club alternated between a succession of coaches (Tabarez, then Sacchi and Capello again) but with the arrival of Alberto Zaccheroni in 1999, Milan won its 16th league title in the same season as the club's centenary celebrations.
Sejarah Milan berikutnya membawa kita ke periode sekarang di mana Carlo Ancelotti mengambil alih posisi pelatih dari Fatih Terim, dan bertepatan dengan sukses tim ini memenangi Liga Champions 2003 ketika mereka mengalahkan rival sesama Italia, Juventus di final. Milan juga merebut Piala Italia dan Piala Super Eropa di tahun yang sama.
Gelar liga kembali ke kantor pusat klub di Via Turati di akhir musim 2003/04 yang merupakan gelar ke-17 dan tim ini memulai musim berikutnya dengan memenangi Piala Super Italia pada 21 Agustus. Meski begitu, musim 2004/05 kemudian meninggalkan rasa pahit di mulut, dan terlepas dari sejumlah penampilan hebat, tim ini gagal menyamai prestasi musim sebelumnya. Sebaliknya, musim 2006/2007 merupakan salah satu kerja istimewa dalam segi perjuangan, keberanian dan sukses. Milan diberi peluang sempit menyusul hukuman yang dijatuhkan hakim olahraga di awal musim, tapi para pemain dan staf pelatih ‘menyingsingkan lengan baju mereka’ untuk membalikkan keadaan dengan cara yang mengangumkan. Para pemain dipanggil lebih awal dari liburan musim panas mereka, dengan beberapa di antara mereka baru saja memenangi Piala Dunia. Skuad ini berkumpul di Milanello, bersatu dan penuh determinasi, dan mereka lolos ke fase grup Liga Champions berkat kemenangan dalam pertarungan dua leg melawan Red Star Belgrade di babak kualifikasi. Milan juga membuat awal baik di liga, tapi harus membayar mahal atas minimnya persiapan seiring dengan waktu yang semakin menguras tenaga. Meski begitu, sejumlah latihan di udara hangat di Malta saat liburan musim dingin merevitalisasi tim. Para pemain Carlo Ancelotti dalam perfroma luar biasa memasuki fase terakhir musim itu hingga mereka mencapai target 4 Besar di liga dan Liga Champions. Dengan diamankannya posisi keempat, final di Athena mempertegas kekuatan karakter tim ini karena mereka berhasil mengatasi ketidakadilan, dengki dan ktidakberuntungan yang harus mereka jalani.
Salah satu trofi terakhir yang ditaklukkan adalah Piala Super Eropa yang dimenangi pada 31 Agustus 2007 di Montecarlo dalam final melawan Sevilla, pemegang Piala UEFA, sebuah pertandingannyang dimainkan tanpa antusiasme lantaran tewasnya pemain klub Andalusia itu, Antonio Puerta. Meski begitu, ada tugas penting satu lagi yang dijadwalkan buat Rossoneri di musim 2007/2008: perjalanan berat ke Jepang untuk memenangi Piala Dunia Klub FIFA, trofi interkontinental paling bergengsi yang bisa didambakan sebuah klub. Milan terbang dari Italia ke Yokohama siap untuk menghadapi tantangan ini dengan satu tambahan motivasi: memenangi trofi ini akan menjadikan Milan sebagai klub paling sukses di dunia dengan jumlah trofi internasional terbanyak yang pernah dikoleksi dan karenanya, mengalahkan klub Argentina Boca Juniors. Setelah memenangi semifinal lawan Urawa Red Diamonds, tim Ancelotti mulai berkonsentrasi dan penuh tekad untuk laga final lawan Boca. “Derby Dunia ” ini pun digelar: penampilan Rossoneri terbilang sempurna, spektakuler dan hasil akhir, 4-2 buat mereka, menobatkan Milan sebagai klub paling sukses di dunia. Kota Milan dan seluruh fans Milan bersama para pemain merayakan target prestisius yang tercapai berkat kekuatan dari sebuah kelompok fantastis yang mampu memberikan momen-momen yang sangat istimewa.

Dalam beberapa tahun terakhir Rossoneri, yang empat kali lolos ke semifinal kompetisi utama Eropa dalam lima tahun, telah mengukuhkan mereka sebagai pemain kunci dalam skenario nasional dan internasional, dan siap untuk meraih prestasi baru dengan dukungan antusiasme banyak fans di Italia dan luar negeri dan dengan lebih dari seratus tahun tradisi dari emosi dan kesuksesan.








BAGAN ORGANISASI

KLUB
NAMEAssociazione Calcio Milan s.p.a
TAHUN DIDIRIKAN1899
ALAMATVia Filippo Turati 3, 20121 Milano.
TELEPON+39 0262281
FAX+39 026598876
STADIONSan Siro
PENGURUS
Presiden=
Wakil Presiden Eksekutif dan C.E.O.Adriano Galliani
Wakil PresidenPaolo Berlusconi
Wakil PresidenGianni Nardi
Anggota Dewan PengurusFrancesco Barbaro
Anggota Dewan PengurusBarbara Berlusconi
Anggota Dewan PengurusPasquale Cannatelli
Anggota Dewan PengurusLeandro Cantamessa
Anggota Dewan PengurusAlfonso Cefaliello
Anggota Dewan PengurusFrancesco Forneron Mondadori
Anggota Dewan PengurusGiancarlo Foscale
Anggota Dewan PengurusLivio Gironi
Anggota Dewan PengurusPaolo Ligrasti
Auditor StatutaFrancesco Vittadini
AuditorAchille Frattini
AuditorFrancesco Antonio Giampaolo
AuditorClaudio Diamante
AuditorGiancarlo Povoleri
Auditor InternalAntonio Marchesi
Sekretaris Dewan DireksiRolando Vitrò
AuditorReconta Ernst & Young
Manajer OlahragaAriedo Braida
Manajer Departemen PemudaFilippo Galli
Sekretaris TeknikCristina Moschetta
Sekretaris TeknikVirna Bonfanti
Manajer TimVittorio Mentana
Manajer KomunikasiGiuseppe Sapienza
C.F.O.Alfonso Cefaliello
PengendaliFrancesco Barbaro
Manajer OrganisasiUmberto Gandini
Koordinator Pengaduan dan Laporan Administratif kepada Pihak Otoritas OlahragaMassimo Campioli
Manajer Sumber Daya ManusiaRaffaella Di Tondo
Direktur PemasaranLaura Masi
Manajer PenjualanMauro Tavola
Manajer StadionDaniela Gozzi
Pusat Olahraga MilanelloAntore Peloso, Alfonso Sciacqua







         TROFY YG PERNAH DI MENANGKAN



LEAGUE TITLE




League Title

3
apri

TITLE




Title

15
apri

ITALIAN CUP




Italian Cup

5
apri

CHAMPIONS LEAGUE




Champions League

7
apri

CUP WINNERS' CUP




Cup Winners'Cup

2
apri

EUROPEAN SUPER CUP




European Super Cup

5
apri

INTERCONTINENTAL CUP




Intercontinental Cup

3
apri

LEAGUE SUPER CUP




League Super Cup

6
apri

FIFA CLUB WORLD CUP



Fifa Club World Cup

1







apri 










    SEJARAH STADION SAN SIRO



Sebuah hadiah dari Pirelli


Stadion San Siro (dinamai berdasarkan seorang Santo yang mendapatkan sebuah kapel di pinggir kota ini) merupakan hadiah dari presiden Milan Piero Pirelli (menjabat dari 1909 selama 20 tahun) buat 'Milan-nya’. Stadion ini dibangun dalam waktu hanya 13 dan setengah bulan berkat kerja keras 120 pekerja bangunan. Total biaya pembangunannya mencapai 5 juta lira yang nilainya saat ini sama dengan 4,5 juta euro. Stadion ini didesain oleh Ulisse Stacchini, arsitek yang punya karya besar seperti Stasiun Pusat Milan, dan insinyur terkenal, Alberto Cugini.



Peresmian

San Siro didesain berdasarkan stadion model Inggris, hanya untuk sepakbola dengan empat tribun yang berkapasitas 35.000 penonton. Stadion itu dibuka pada 19 September 1926, saat Inter mengalahkan Milan 6-3. Pertandingan liga pertama di stadion ini dimainkan pada 19 September 1926 saat Milan kalah 1-2 dari Sampierdarenese sementara laga internasional pertama dimainkan pada 20 Februari 1927 di mana Italia imbang 2-2 dengan Cekoslowakia. Hingga akhir tahun 1945, San Siro hanya menjadi properti eksklusif Milan sementara Inter memainkan laga kandang mereka di Arena di pusat kota. Sejak saat itu “Teater Sepakbola” ini telah mengalami banyak renovasi hingga terciptanya monumen sepakbola seperti sekarang.



Perluasan pertama

Milan menjual stadion ini ke dewan kota pada 1935 dan tiga tahun kemudian dibuat keputusan untuk memperluas tribun. Sepakbola semakin menjadi fenomena masal sehingga San Siro harus diperluas untuk memenuhi tuntutan itu. Arsitek Rocca dan Insinyur Calzolari diberi tugas itu dan mereka memanfaatkan struktur yang sudah ada yang mendukung interiornya untuk membangun lereng eksternal untuk memudahkan akses ke stadion. Pada 1952, kapasitasnya ditargetkan 150.000 penonton, tapi setelah diskusi dengan dewan kota jumlah itu ditolak. Setelah menghabiskan 5,1 juta lira untuk memodernisasi stadion, peresmian dilakukan pada 13 Mei 1939 saat Italia imbang 2-2 dengan Inggris. Jumlah pemasukan dari penjualan tiket untuk laga itu mencapai 1,2 juta lira.



Pengembangan kedua

Pekerjaan untuk perluasan kedua stadion tersebut dimulai pada 1954 dan 12 bulan kemudian, pada 26 Oktober 1955, stadion itu dibuka dengan kapasitas 85.000 penonton. Set lampu sorot pertama dipasang pada 1957 dan yang diikuti pemasang papan skor elektronik pada 1967. Lampu-lampu sorot itu dimodernisasi pada 1979 saat level kedua dibangun. Stadion utu kemudian secara resmi diganti namanya sebagai penghormatan terhadap Giuseppe Meazza, pemain Inter dan Milan yang terkenal pada 1930 dan 1940-an, pada 3 Maret 1980. Pada 1986, level pertama menjadi sektor tempat duduk bernomor dan berwarna. Tribun utama berubah menjadi merah, tribun di sekitarnya dan menghadap ke sana diwarnai jingga, tribun utara di belakang gawang diwarnai hijau dan tribun selatan tempat para fans Milan berkumpul diberi warna biru.



Ring Ketiga

Menyambut Piala Dunia 1990 Kotapraja Milan memutuskan untuk memugar stadion “Meazza” setelah mereka menolak usulan untuk membangun stadion baru dengan alasan biaya tinggi dan waktu terbatas. Usulan pertama adalah mendesain proyek futuristik dan menakjubkan: pembangunan ring ketiga dan atap untuk menaungi semua penonton. Proyek yang didesain oleh Arsitek Giancarlo Ragazzi, Arsitek Enrico Hoffer dan Insinyur Leo Finzi, ini adalah pembangunan ring ketiga di tribun yang bertumpu pada tiang independen yang didesain disekitar bangunan stadion. Struktur ring kewtiga yang baru ini bertumpu pada 11 menara silinder yang dibuat dari beton. Menara-menara ini juga menyediakan akses ke tribun dan berbagai layanan dan berdiri terpisah dari bangunan yang sudah ada. Empat dari menara ini juga menopang balok-balok atap. Untuk memberikan kenyamanan maksimal, semua tempat duduk baru bersifat ergonomis, diberi nomor dan diwarnai dengan empat warna berbeda untuk menunjukkan empat sektor utama di stadion. Ke-85.700 penonton dinaungi oleh atap melengkung yang terbuuat dari polikarbon. Setelah itu dipasang sebuah sistem drainase baru dan pemanas dan sebuah sistem lampu sorot. Pada 8 Juni 1990 stadion itu menggelar upacara pembukaan Piala Dunia dengan pertandingan perdana Argentina lawan Kamerun. Sejak itu “Scala del Calcio” menjadi ajang gairah jutaan fans. Pada musim panas 2008, untuk memenuhi standar baru UEFA, kapasitas stadion telah menjadi 80.018 penonton.



Figur

Untuk merampungkan bangunan ini dibutuhkan 10.000 kwintal semen, 3500 meter kubik pasir dan 1500 kwintal besi. Untuk menandai lapangan dibutuhkan 80kg kapur untuk menggarisi dimensi dengan panjang 105 meter dan lebar 68 meter. Balok-balok pembatas berjumlah 204 masing-masing dengan panjang 296 meter dan berat 1100 dan 2000 ton. Atapnya dilengkapi dengan 256 lampu sorot yang memancarkan sinar 3500 watt. Untuk membangun konstruksi utama dipasang dua mesin derek setinggi 64 meter. Di dalam stadion terdapat sejumlah pintu keluar darurat dan sebuah elevator servis dengan kapasitas berat 1000 kg. Stadion San Siro terletak di seberang lintasan balap kota dan 6 kilometer dari pusat kota Milan.


Tak hanya sepakbola

Stadion San Siro adalah simbol kota Milan (seperti Scala dan Duomo) dan bangunan ini terkenal tak hanya untuk sepakbola, tapi juga event-event besar lainnya yang mengukir sejarah. Contohnya pertandingan tinju antara Duilio Loi dan Carlo Ortis (1 September 1960), duel ulangan dari perebutan gelar juara dunia kelas welter junior. Ada 53.043 orang saat itu, 8 ribu di antaranya berada di dekat ring tinju. Pertarungan itu dimenangi oleh petinju Italia, Loi dan menghasilkan 130 juta lira. Stadion itu juga juga pernah digunakan untuk menggelar konser musik. Bob Marley (27 Juni 1980) menampilkan aksinya di Tribun Utara. Ada 90 ribu orang yang datang menyaksikan pemusik jamaika itu. Pemandangan serupa saat pertunjukkan Bruce Springsteen (1985). Tribun Merah pernah digunakan untuk menggelar event disko terbuka. Kini, di bawah Tribun Selatan, ada sebuah museum yang menampilkan semua sejarah A.C. Milan dan Inter F.C. lewat memorabilia dari orang-orang yang membuat sejarah itu. Stadion itu dikunjungi oleh 50 ribu orang saat tak ada pertandingan. Sejak 1 Juli 2000 San Siro diurus bersama oleh A.C. Milan dan Inter F.C.

















         SQUAD MUSIM 2011 / 2012


GOALKEEPERS

DEFENDERS

MIDFIELDERS

FORWARDS